Rabu, 24 Februari 2010
Festival Seni Surabaya Kembali Menyapa Khalayak
Rabu, 24 Februari 2010 | 14:48 WIB
Surabaya, Kompas - Festival Seni Surabaya bakal kembali menyapa khalayak setelah absen tahun lalu. Ajang tahunan ini setidaknya memberi peluang bagi seniman untuk menampilkan karya terbaik.
"FSS (Festival Seni Surabaya) tidak hanya untuk seniman dan kelompok seni Surabaya, tetapi juga dari luar Surabaya. Festival ini
kami harapkan menjadi jujukan seniman dan kelompok seni dari mana pun untuk menunjukkan karya-karya puncak mereka," kata Ketua Pembina Yayasan Seni Surabaya Kadaruslan, Selasa (23/2) di Surabaya.
Cak Kadar, sapaan Kadaruslan, mengatakan, selama ini dalam pelaksanaan FSS banyak yang mengkritik, tetapi banyak pula yang
merindukannya. Pasalnya, festival ini dianggap sebagai salah satu ikon Surabaya.
"Selain festival-festival di DI Yogyakarta dan Bali, FSS telah menjadi salah satu festival di Indonesia yang juga ditunggu-tunggu," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam pelaksanaan FSS tahun ini, Yayasan Seni Surabaya menunjuk Basuki Babussalam sebagai ketua pelaksana. Sejak awal kelahiran FSS, Basuki sudah melibatkan diri, bahkan terus mengikuti perkembangan FSS dari tahun ke tahun.
Cak Kadar mengemukakan, tiga kali pertemuan sudah digelar Ketua Pelaksana FSS bersama anggota panitia pengarah, Akhudiat, dengan melibatkan seniman-seniman muda, seperti Zaenuri, Hanif, R Giryadi, dan Riyadi Ngasiran. "Dari serangkaian pertemuan itu ditemukan pula tema FSS tahun ini, "Surabaya Experience," ucapnya.
FSS biasanya diselenggarakan setiap 1 Juni selama sepekan atau dua pekan, tetapi tahun ini diundur ke November, bertepatan dengan
momentum Hari Pahlawan. "Kalau dipaksakan Juni, waktunya sudah mendesak. Apalagi, pada bulan itu banyak kegiatan perayaan hari ulang tahun Surabaya," kata Cak Kadar. (TIF)
Minggu, 21 Februari 2010
Kamis, 18 Februari 2010
KONTAK FSS 2010
Panitia Penyelenggara dan Pelaksana FSS 2010, berpusat di Kompleks Balai Pemuda, Jl. Pemuda No. 15 Surabaya. Kontak telepon bisa dilakukan di 081252 858999, Fax: 031-8662918, email: surabayafestival@gmail.com
Team Awal :
Penyelenggara : Kadaruslan, Akhudiat, Wiek Herwiyatmo, Wisnubroto, Amang Mawardi, Sabrot D Malioboro.
Pelaksana: A. Basuki Babussalam, Giryadi, Riadi Ngasiran dll.
Panitia menerima kritikan, usulan dan dukungan terkait dengan penyelenggaraan Festival Seni Surabaya. Seluruhnya bisa disampaikan kepada panitia dengan alamat kontak tersebut di atas. Dukungan semua pihak sangat berarti untuk memberikan pelayanan atas penyelenggaraan Festival Seni Surabaya. Agar Festival ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, membanggakan sekaligus bermanfaat bagi warga kota Surabaya. Salam hormat kami untuk Festival Seni Surabaya yang lebih baik.
"Surabaya Experience"
Festival Seni Surabaya, akan kembali hadir di tahun 2010. Yayasan Seni Surabaya, lembaga penyelenggara acara ini, telah melakukan serangkaian koordinasi dan persiapan pelaksanaan FSS 2010. Perhelatan festival kesenian akbar ini akan digelar tanggal 6 - 14 Nopember 2010, dengan pusat penyelenggaraan kegiatan di Balai Pemuda Surabaya.
Kadaruslan, ketua dewan pembina Yayasan Seni Surabaya mengungkapkan, penyelenggaraan FSS 2010 akan mengambil thema Surabaya Experience. "Festival ini akan menjadi cermin perjalanan kota Surabaya. Surabaya yang terus bergeliat melewati pelbagai jaman, sudah saatnya bercermin. Karena ditengah perjalanan panjangnya, Surabaya telah menjadi saksi dari ribuah aktifitas sejarah yang luar biasa. Dan perjalanan kota itu bisa memberi inspirasi yang sangat kuat untuk membangun Surabaya sebagai kota yang memiliki karakter. Kota yang memiliki identitas. Kota yang bisa menjadi kebanggan bagi warga kotanya." tutur Kadaruslan.
"Dalam perjalanan sejarahnya", tambah Kadar, "Surabaya berulang kali telah menorehkan jejak emas yang kadang tidak diingat oleh banyak orang, bahkan oleh warga kotanya sendiri. Misalnya saja, Bertolt Brecht, dramawan Jerman dengan 'teater epik'nya, pernah menulis lirik lagu berjudul Surabaya Johny. Lagu itu begitu populer pada jamannya. Dan walau sekarang tidak banyak diketahui oleh banyak warga kota Surabaya, lagu itu telah menjadi saksi sejarah bahwa Surabaya pernah melegenda dengan karya-karya seni skala dunia."
Selain Brecht, Cerpenis Paul Theraux dari Inggris, juga pernah membuat cerpen berjudul 'Burial at Surabaya' atau dalam terjemahan bebas yang berarti Penguburan di Surabaya. Cerpen ini begitu terkenal, karena menciptakan Surabaya dari sisi yang lain. Dalam cerpen itu dikisahkan kematian seorang keturunan Yahudi, penduduk Surabaya, yang dikuburkan di Makam Kembang Kuning. Kisah dalam cerpen itu begitu kesohon, karena telah menjadikan Surabaya sebagai sakti kehidupan masyarakat plural dalam konteks hubungan manusia secara internasional.
Selain banyak seniman luar negeri yang telah merajut Surabaya menjadi subject-matter dari karya seni berbagai genre, seniman dalam negeri juga banyak yang telah menjadikan Surabaya sebagai bagian inspirasi dan karya sastra yang lahir di tanah air. Cerpenis Surabaya, M Fudoli Zaini, pernah mengisahkan Kembang Kuning dari mata para gelandangan dan pemulung sampah, dan dimuat di majalah Terang Bulan pada tahun 1960-an.
Pelopor penulis cerpen Angkatan 45, Idrus, pernah membuat kumpulan cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, pernah mengisahkan perstiwa 10 Nopember 1945 dari sudut pandang lain. Kisah heroik itu dikemas menjadi parodi, menjadi pertempuran antara 'koboi dan bandit'. Ma'ali atau Muhammad Ali, cerpenis andalan Surabaya, sangat menikmati ulang-alik bemo lin Kupang - Manukan, dan banyak mengabadikannya dalam cerpen-cerpen yang encer, penuh humor, sangat tidak berjarak, sangat penuh dengan rasa empati kemanusiaan, namun juga kefanaan dan kesementaraan.
Dalam perjalanan dunia kesenian yang lain, Surabaya juga pernah menjadi bagian kisah karya Novel 'Kremil' karya Suparta Brata, Novel 'Kembang Jepun' karya Remy Sylado, dan 'Perempuan Kembang Jepun' karya Lan Fang. Pun dalam dunia musik, Surabaya juga terabadikan dalam karya Gombloh, Franky, Leo Kristi dan Kalimas The Gembel. Semua itu masih dilengkapi dengan ribuan laporan jusnalistik, rangkaian lakon pertunjukan, pembuatan karya ilmiah, hingga thema karya seni rupa, baik gambar, fotografi maupun sketsa.
Dari perjalanan sejarah kota Surabaya, yang telah menjadi saksi, menjadi inspirasi dan melahirkan beribu karya dari berbagai warga bangsa di berbagai belahan dunia, maka tiba saatnya bagi Surabaya untuk bercermin melihat sejarah perjalanan dirinya. Karena itulah, Festival Seni Surabaya tahun 2010, mengambil thema 'Surabaya Experience'. Sebuah momentum untuk mengukur diri, setelah Surabaya menjelejah melewati alur waktu yang kuat bersama dengan warga kota bangsa yang lain di pelbagai penjuru dunia.
Tunggu, nikmati dan saksikan Festival Seni Surabaya 2010. Ambillah bagian menjadi warga kota yang turut serta membentuk kotanya menjadi kota yang kuat dengan karakter utuh untuk kehidupan peradaban kota yang lebih baik di masa mendatang. Selamat menyongsong Festival Seni Surabaya 2010. Semoga ini bisa memberi makna bagi kehidupan kota Surabaya yang lebih baik. Salam bahagia bagi warga kota Surabaya. (*)
Kadaruslan, ketua dewan pembina Yayasan Seni Surabaya mengungkapkan, penyelenggaraan FSS 2010 akan mengambil thema Surabaya Experience. "Festival ini akan menjadi cermin perjalanan kota Surabaya. Surabaya yang terus bergeliat melewati pelbagai jaman, sudah saatnya bercermin. Karena ditengah perjalanan panjangnya, Surabaya telah menjadi saksi dari ribuah aktifitas sejarah yang luar biasa. Dan perjalanan kota itu bisa memberi inspirasi yang sangat kuat untuk membangun Surabaya sebagai kota yang memiliki karakter. Kota yang memiliki identitas. Kota yang bisa menjadi kebanggan bagi warga kotanya." tutur Kadaruslan.
"Dalam perjalanan sejarahnya", tambah Kadar, "Surabaya berulang kali telah menorehkan jejak emas yang kadang tidak diingat oleh banyak orang, bahkan oleh warga kotanya sendiri. Misalnya saja, Bertolt Brecht, dramawan Jerman dengan 'teater epik'nya, pernah menulis lirik lagu berjudul Surabaya Johny. Lagu itu begitu populer pada jamannya. Dan walau sekarang tidak banyak diketahui oleh banyak warga kota Surabaya, lagu itu telah menjadi saksi sejarah bahwa Surabaya pernah melegenda dengan karya-karya seni skala dunia."
Selain Brecht, Cerpenis Paul Theraux dari Inggris, juga pernah membuat cerpen berjudul 'Burial at Surabaya' atau dalam terjemahan bebas yang berarti Penguburan di Surabaya. Cerpen ini begitu terkenal, karena menciptakan Surabaya dari sisi yang lain. Dalam cerpen itu dikisahkan kematian seorang keturunan Yahudi, penduduk Surabaya, yang dikuburkan di Makam Kembang Kuning. Kisah dalam cerpen itu begitu kesohon, karena telah menjadikan Surabaya sebagai sakti kehidupan masyarakat plural dalam konteks hubungan manusia secara internasional.
Selain banyak seniman luar negeri yang telah merajut Surabaya menjadi subject-matter dari karya seni berbagai genre, seniman dalam negeri juga banyak yang telah menjadikan Surabaya sebagai bagian inspirasi dan karya sastra yang lahir di tanah air. Cerpenis Surabaya, M Fudoli Zaini, pernah mengisahkan Kembang Kuning dari mata para gelandangan dan pemulung sampah, dan dimuat di majalah Terang Bulan pada tahun 1960-an.
Pelopor penulis cerpen Angkatan 45, Idrus, pernah membuat kumpulan cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, pernah mengisahkan perstiwa 10 Nopember 1945 dari sudut pandang lain. Kisah heroik itu dikemas menjadi parodi, menjadi pertempuran antara 'koboi dan bandit'. Ma'ali atau Muhammad Ali, cerpenis andalan Surabaya, sangat menikmati ulang-alik bemo lin Kupang - Manukan, dan banyak mengabadikannya dalam cerpen-cerpen yang encer, penuh humor, sangat tidak berjarak, sangat penuh dengan rasa empati kemanusiaan, namun juga kefanaan dan kesementaraan.
Dalam perjalanan dunia kesenian yang lain, Surabaya juga pernah menjadi bagian kisah karya Novel 'Kremil' karya Suparta Brata, Novel 'Kembang Jepun' karya Remy Sylado, dan 'Perempuan Kembang Jepun' karya Lan Fang. Pun dalam dunia musik, Surabaya juga terabadikan dalam karya Gombloh, Franky, Leo Kristi dan Kalimas The Gembel. Semua itu masih dilengkapi dengan ribuan laporan jusnalistik, rangkaian lakon pertunjukan, pembuatan karya ilmiah, hingga thema karya seni rupa, baik gambar, fotografi maupun sketsa.
Dari perjalanan sejarah kota Surabaya, yang telah menjadi saksi, menjadi inspirasi dan melahirkan beribu karya dari berbagai warga bangsa di berbagai belahan dunia, maka tiba saatnya bagi Surabaya untuk bercermin melihat sejarah perjalanan dirinya. Karena itulah, Festival Seni Surabaya tahun 2010, mengambil thema 'Surabaya Experience'. Sebuah momentum untuk mengukur diri, setelah Surabaya menjelejah melewati alur waktu yang kuat bersama dengan warga kota bangsa yang lain di pelbagai penjuru dunia.
Tunggu, nikmati dan saksikan Festival Seni Surabaya 2010. Ambillah bagian menjadi warga kota yang turut serta membentuk kotanya menjadi kota yang kuat dengan karakter utuh untuk kehidupan peradaban kota yang lebih baik di masa mendatang. Selamat menyongsong Festival Seni Surabaya 2010. Semoga ini bisa memberi makna bagi kehidupan kota Surabaya yang lebih baik. Salam bahagia bagi warga kota Surabaya. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)